Rabu, 28 November 2012

Aku Tak Mengenalmu Lagi


aku tak mengenalmu lagi,

ataukah mungkin memang dari awal aku benar-benar tak mengenal dirimu,

kalapun memang begitu adanya pastilah engkau orang yang teramat pandai untuk menjadi seseorang yang bisa mengelabuhi diriku,

hingga aku yakin akan dirimu adalah nyata bagiku,

dan kenyataannya adalah kini kutahu engkau memang tak begini adanya,

engkau seorang yang tak kukenal,

entahlah atau mungkin diriku yang terlalu terbawa oleh permainan mu.

namun satu yang pasti ,

engkau pernah menjadi orang yang paling berharga dalam hidupku,

dan akan memiliki ruang khusus dihati ini


Sabtu, 12 Mei 2012

Sepersekian Inci Aku Pernah Dekat Denganmu

Aku pernah sepersekian inci dekat denganmu.
Sudah sekian lama kita berkomunikasi,
walau hanya dengan saling bertukar pesan.
Namun tak lebih dari 3 tahun baru kita bisa jalan bersama,
walau hanya satu kali kita jalan bersama,
bagiku itu berarti semuanya.

pada saat itu setiap rasa didada berkecambuk,
aku tak tahu harus berbuat apa,
aku tak tahu harus berkata apa,
sehingga waktu berlalu ketika ku berpikir.
namun kau mengerti apa yang ku rasakan,
kau hanya berbicara,

"Tak apa, tak perlu bicara apa-apa, aku sudah terlalu senang bisa dekat denganmu. Biar hati kita yang saling bicara.
Terima kasih untuk semuanya selama ini."

aku hanya berharap setiap detik yang berlalu terasa selamanya,
namun kenyataannya sebaliknya.
sepersekian detik yang kurasa saat itu bersamamu, 
dan kenyataan yang terjadi aku tak pernah tahu berapa lama waktu itu berlalu.
dan aku tak pernah memikirkan itu semua.

"Terima Kasih untuk semua hal yang tlah kau beri."


[mbink93]

Minggu, 11 Maret 2012

Teruntuk engkau yang pernah mengisi hati ini

Teruntuk engkau yang pernah mengisi hati ini...

Aku tak pernah ingat bagaimana kita bertemu,
entah apa yang kupikirkan bisa percaya begitu saja akan dirimu,
seharusnya aku sudah sadar bagaimana akhir dari semua ini kan terjadi.

Engkau tinggi bagai berlian yang terpampang di etalase yang tak kan sanggup ku jamah,
sedangkan diriku hanyalah besi tua yang berkarat yang tak pernah terlirik keberadaannya,
ada ataupun tiadanya diriku semua kan tetap sama saja,
matahari tetap berpijar, sang waktu tetap berjalan, meninggalkan ku dengan berlari yang sendiri.

Nyatanya engkau bisa melihat keberadaanku yang transparan ini,
engkau sirami hari-hariku dengan kilau beningnya senyummu,
saat itu waktu terasa bersahabat denganku, seakan semua hal di sekitarku mulai memperhatikanku.

Ketika aku tengah terbuai akan suasana yang mungkin tak kuasa ku lukiskan keindahannya,
engkau menghilang entah kemana,
namun aku masih bisa percaya kepadamu,
aku masih bisa menetralisir racun dunia kesendirian karna keberadaanmu tak pernah ku ketahui.
Walau aku merasa sedetik tanpamu serasa selamanya tanpamu,
dan waktu seakan-akaan mempunyai niat jahat kepadaku,
namun aku masih bisa mempercayaimu,
aku masih menunggu akan kau sirami hariku dengan senyummu kembali.

Dua tahun, tiga tahun engkau tanpa kabar sedikitpun,
aku masih menaruh harap akan dirimu kan kembali menemaniku.
Sampai pada satu waktu kau tulis pesan,
entah pesan apa yang kau tulis saat itu,
aku tak pernah mampu mengingatnya,
karna mungkin aku terlalu takut untuk membacanya.

Sampai pada ku ketahui engkau telah memilih orang yang memang lebih dariku.
Aku tahu akhirnya pasti akan begini,
aku tahu semua mimpi ini takan pernah terjadi di kehidupan nyata bahwa aku bisa sedikit saja berjarak sepersekian inci denganmu..
Aku tahu sebesar apapun usahaku untuk bisa berubah dari besi berkarat bagaimanapun jadinya aku akan tetap menjadi besi tua yang penuh karat.
dan sampai kapanpun aku akan menjadi besi berkarat takkan pernah terlirik siapapun.
di sini di kesunyian sepi, terselimut perih , terbungkus angin sunyi.


11-03-2012









[Mbink'93]

Senin, 26 Desember 2011

PENANTIAN AKAN SANG WAKTU

dd,
pilihan yang mungkin dd tawarkan pada kk, yang menurut dd adalah untuk koreksi diri,
sejujurnya membangkitkan semangat kk, walau kk tahu,
menunggu sampai pada saat itu tiba,
bagi kk menunggu yang tiap detik menyayat hati, meluruhkan setiap darah yang terpompa,
hingga berasa tubuh ini lemas.

dd,
menunggu waktu itu tiba,
sejenak meratapi diri kk sendiri yang mungkin tak bisa memberi dd kenyamanan dekat dengan kk,
kadang kk ngerasa terkucil, apalah arti kk ni,
tanpa dd, kk merasa haruslah berdiri di atas tali yang membentang menuju satu titik yang tak pernah tahu dimanakah ujungnya.

dd,
namun kk sadar, menunggu waktu itu tiba, dengan terpuruk akan rasa pesimistis hanyalah memperkeruh keadaan,
hanya kan memanipulasi pikiran kk dengan setiap hal negatif yang mungkin  terjadi.
kini kk, hanya ingin bisa melihat dd bahagia, hanya ingin slalu melihat dd tersenyum,
biarlah penantian ini menggerogoti setiap detik waktu kk yang mungkin takan terulang lagi,
biarlah apapun keputusan dd nanti, itu yang terbaik buat dd, dan kk mungkin sudah memberikan yang terbaik.
hanya untuk menunggu waktu yang tlah dd tetapkan berlabuh di ujung usaha kk .


24/12/2011
Teruntuk

Adel